Selasa, 04 Juni 2013

Sarjanaaaaaaa :)

Dari semalaman ngga ada mood buat belajar, hati gelisah, pikiran ngga fokus, dan deg-deganlah menanti hari Selasa. Gimana ngga, hari ini jadwal ujian sidangku. Sepagi tadi ke kampus sekitar pukul setengah 8, menunggu waktu menunjukkan pkl. 09.00. Entah rasanya sudah seperti mau dijatuhi hukuman berapa tahun penjara gitu, tangan sudah keringat dingin. 
Setelah semua penguji datang, akhirnya saya masuk ruang ujian sidang pkl. 09.30 WITA, diantar oleh bu Irma (Sekertaris Penguji). Ibu memegang pundak saya dan memberi pesan agar saya tidak tegang, padahal degup jantung sudah tak beraturan detik iramanya *alay
Setelah dipersilakan memaparkan secara singkat hasil penelitian, akhirnya tibalah sesi tanya jawab oleh dosen-dosen penguji. Hari ini, dengan kondisi yang tidak mendukung, efek menstruasi hari pertama, membuat saya semakin gelisah di dalam ruang ujian. Sempat ditegur oleh dosen penguji karena suara saya yang sedikit tertahan dan gaya duduk saya yang sedikit aneh, saya ngaku aja kalo lagi nyeri haid. Dengan ekspresi wajah yang sedikit dipaksakan tersenyum untuk mengurangi ketegangan tapi tetap saja perut ngga bisa diajak kompromi. Satu persatu dosen penguji mengajukan pertanyaannya, ada yang bisa saya jawab dan ada pula yang tidak. Gimana ngga, persiapan saya buat ujian meja itu hanya 30%, asli mood belajar entah kabur kemana.
Setelah semua dosen penguji telah memberikan pertanyaan, saya diminta keluar sebentar (yudisium), duduk di ruang dosen dengan pandangan hampa, nyeri haid yang masih saya tahan, migrain pun ngga bisa diajak kompromi, menanti hasil yang mendebarkan. Akhirnya, saya diminta untuk masuk kembali ke ruang ujian, dengan ekspresi yang entah seperti apa, melihat wajah-wajah dosen penguji yang sedikit tegang. Awalnya, ketua ujian mengumumkan bahwa saya tidak layak lulus untuk ujian hari ini karena minimnya pertanyaan penguji yang saya jawab. Saya diminta mengulang ujian hari Jumat, sesuai kesepakatan mereka.(Ini akting pemirsah, saya dikerjain sama mereka)
"Saudari Fatmawati, apakah Anda siap mengulang ujian Anda dikarenakan dosen penguji menilai bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada jawaban Anda. kami hanya bisa memberikan nilai standar kepada Anda, nilai C. Jika Anda menerima nilai tersebut dengan lapang dada, maka ujian sidang ini akan segera diakhiri, jika tidak..." seketika jantungku berdegup lebih cepat, saya nangis, hahah. Dosen yang lain pun ikut setuju dengan keputusan ketua penguji untuk mengulang, Pak Asadi yang sempat keberatan dengan keputusan ketua penguji segera berdiri untuk meninggalkan ruang sidang namun dicegah oleh dosen yang lain.
"Baiklah saudari Fatmawati, untuk menambah nilai Anda (sempat melihat kertas penilaian yang dipegang oleh bu Irma (sekertaris penguji) dengan nilai A, hatiku langsung tenang dan mengikuti saja jebakan mereka) maka kami selaku dosen penguji memberi Anda kesempatan untuk memperbaiki nilai Anda. Silakan menyebutkan bahan dasar kue yang ada di hadapan Anda beserta nama ilmiahnya (kue pastel/jalangkote)!"
"Astaga, ini ujian apa? Kenapa saya jadi korban para dosen-dosen yang jahil? hahaha", gumamku dalam hati.
"Jika Anda tidak bisa menjawab, silakan keluar dari ruangan ini untuk bertanya ke teman-teman Anda di luar!", kata salah seorang dosen penguji.
Saya pun bergegas keluar menuju ke ruang laboratorium Entomologi, syukur ada Wawan di sana, bisa nanya nama ilmiah semuanya, mulai dari tepung terigu, wortel, dan ubi jalar. Setelah mendapatkan jawaban, sayapun segera bergegas menuju ruang sidang. 
"Sudah dapat jawaban? Silakan pertanyaan tadi dijawab!", kata ketua penguji.
Setelah menjawab, masih saja saya dikerjain sama mereka. Saya disuruh cari nama ilmiah kelapa, lombok, dan ayam. Astaga, semakin gubrak saya tapi mau nggamau saya ikuti saja jebakan mereka.
Kata teman saya yang membawa makanan ke dalam ruang ujian, dosen-dosen tertawa lepas dan puas banget jahilin saya. 
Setelah dua kali mondar-mandir ngga jelas, akhirnya dosen-dosen penguji pun mempersilakan saya masuk kembali dan mengumumkan nilai saya.
"Saudara Fatmawati, berdasarkan hasil penilaian para dosen penguji, Anda mendapatkan nilai rata-rata 86,5 dengan predikat kelulusan A. Silakan memberikan sepatah kata sebelum meninggalkan ruangan ini!", kata ketua penguji (Bu Elis).
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak As'adi, bu Edar, bu Wati, bu elis, bu Irma, bu Zohra, dan bu Maudy atas bimbingannya selama ini", ucapku kepada mereka.
Satu-persatu saya berkeliling menyalami mereka dengan perasaan yang sulit saya jabarkan.
Aaaah, bener-bener hari ini hari yang luar biasa membuat tenaga saya terkuras rasanya :)
Selamat ya Fatmawati Samad, S. Si.

Minggu, 02 Juni 2013

Nge-truk


Pagi tadi ada agenda ke desa Nelayan Untia dalam rangka SIGI Carakde. Seperti biasa, ngumpul di depan SPBU depan Polda Sudiang, menunggu paa SIGI-ers. Saya berangkat jam 9 tapi singgah sebentar ke penjual kue di depan pintu 2 Unhas untuk membeli kue bolu kukus request-nya Zul. Tiba di depan SPBU pkl. 09.45 dan yang baru Zul, kak Ammy, dan kak Hotman. Selang beberapa menit saya tiba, Tri muncul disusul kak Adry dan kak Kia, lalu kak Ammank dan kak Wiwid. Terakhir datang ada Nunu dan temennya, Uya. Pas masih berempat dengan Zul, kak Ammy, dan kak Hotman, berasa piknik di depan SPBU, hahah. Gimana ngga, dus kue yang saya bawa dihidangkan di atas rumput dan beberapa minuman dan camilan juga ditaruh di sekitarnya.
 
Waktu menunjukkan pukul 10.xx, kak Ammank dan kak Wiwid disuruh berangkat duluan untuk membuka kelas, lalu kak Adry dan kak Kia serta kak Hotman dan Tri. Kak Ammy rencananya mau naik bentor tapi saya bilang terlalu mahal kalo nge-bentor ke Untia, akhirnya kami memilih naik taksi. Habis nelpon layanan taksi, beberapa menit kemudian taksinya datang dan berangkatlah kami. Pak sopirnya nanya kami mau kemana, saya bilang "ikuti saja yang duduk di depan (Zul maksudnya)". Hahah, berasa mau kemana gitu naik taksi, untung sopir taksinya ngga rewel, ngga banyak ngeluh pas nganter kami. Saya dan kak Ammy duduk di belakang, sambil menikmati pemandangan sepanjang kawasan lapangan golf, Baddoka. Sembari ngobrol dengan pak sopirnya, bertukar cerita agar sepanjang perjalanan mood pak sopirnya stabil. Ya maklum, kondisi jalan menuju desa Untia itu rusak parah, belum lagi jaraknya yang cukup jauh.
Akhirnya sampai juga di Untia, kami bertiga langsung menuju kelas. Seperti biasa, adik-adik menyambut dengan suka cita kedatangan kami. Kelas matematika dimulai, membuat miniatur bangun ruang, perlengkapan seperti gunting, kertas, dan lem sudah dibagikan ke adik-adik. 
Embedded image permalink

Bla,bla, bla, kelas Matematika ditutup dengan menyanyikan lagu "Tanah Airku" diiringi akustik gitar yang dibawakan oleh kak Ammank. Kelas dirapikan lalu shalat dhuhur, setelah itu sesi "saling sayang", sebuah tradisi di SIGI Makassar ketika ada anggota baru yang masuk. Sambil kenalan, saya mengajari beberapa adik-adik yang minta diajari membuat origami "kodok". 
Kelas dirapikan lagi dan kamipun pulang, yang bermotor masing-masing dengan boncengannya. Nah, yang dipermasalahkan adalah kami bertiga pulangnya bagaimana. Zul ngajakin jalan kaki aja sambil nunggu mobil yang bisa kami jadikan tebengan untuk pulang. Singkat cerita, ide kak Ammy muncul untuk nebeng sama mobil truk yang mengangkut tanah. Alhasil, syukur alhamdulillah, dapat, kami bertiga akhirnya nge-truk. It's for the first time for me, hahah. Sopirnya baik banget dan kami ngikut sajalah kemana truk itu melaju. Suasana di atas truk pun ngga sepi, ngobrol basa-basi sama pak sopirnya, heheh.
 
Jujur, tadi itu rasanya gimana gitu naik truk, campur aduk deh pokoknya, yang pasti seru. Kami tadi itu ya, ngga nyangka banget sopirnya baike banget, beliin kita minuman dingin, walau agak malu-malu tapi diembat juga. Sambil kenalan dengan bapaknya, namanya pak Bahar, sudah berpengalaman dalam urusan nyopirin mobil ukuran gede alias truk, heheh. Hebat banget ini bapak, kemana-mana sampe keluar kota pun bawa truknya sendirian, ngga kayak yang lain yang bawa temen buat gantian nyetirnya. 
Dijelasin tadi ngapain di Untia, bla, bla, bla, kak Ammy yang menjawab, saya dan Zul jadi pendengar aja, heheh. Nanya juga ke pak sopirnya tujuannya kemana, ternyata mau ke Gowa, lewat Pettarani, kebetulan si perut udah konser dari tadi, pas banget, nge-MCD aja, hahaha.
Big thanks banget deh sama pak Bahar hari ini, masih ada orang baik di bumi ini (lebay), tapi beneran loh salut banget sama ini bapak.
Sampai MCD, duduk bentar trus pesan makan, ngobrol-ngobrol dan sebagainya. Onlen di hape, pasang status di twitter, eh ada kak Amhie yang mau nyusul, ditungguin aja walau sudah berjam-jam di sana. Habis maghrib saya pamit pulang ke mereka :)
Love this day :)