Selasa, 31 Desember 2013

Cerita Di Penghujung 2013

Tak terasa tahun 2013 benar-benar akan segera berakhir. Rasanya begitu cepat berlalu. Banyak cerita, banyak kisah, banyak hal-hal yang sudah terlewati.
Hari-hari yang sangat berat di tahun ini banyak sekali, ujian yang benar-benar menguras kesabaran dan air mata. 
Kehilangan anggota keluarga tersayang, kesulitan ekonomi keluarga yang sampai hari ini pun belum benar-benar tuntas, masalah-masalah lain yang masih bertumpuk entah kapan selesainya, dan segala macam problematika dalam rumah. Huufth.
Kelulusan mencapai gelar sarjana. Bertemu orang-orang hebat. Perjalanan yang emejing.
Mau tak mau semua harus dilalui, harus dihadapi, harus dijalani.
Mengeluh?? Iya, saya terlalu banyak mengeluh selama ini.
Bersyukur?? Banyak hal yang harus disyukuri.
Lalu??
Entahlah, terlalu munafik kalau saya mengatakan saya baik-baik saja.

Saya tidak pernah ingin menargetkan apapun untuk saya capai. Saya tidak suka terlalu terikat dengan rencana-rencana hidup saya. Biarkan saja berjalan spontan, walau mungkin tidak boleh seperti itu.
Saya bukannya pesimis. Ah, terlalu banyak kekhawatiran dalam benak saya. 
Bismillaah saja, Allah sudah punya rencana untukku.
Usaha dibarengi doa, serahkan semuanya pada-Nya.

Jumat, 27 Desember 2013

Firasat (?)

Entah hari ini perasaanku tiba-tiba menjadi tidak karuan setelah membaca pesanmu di ponsel. Kata yang tak biasanya, kalimat yang sungguh membuatku bertanya-tanya "ada apa?"
Belakangan ini saya memimpikanmu walaupun detailnya saya tidak ingat tapi intinya kamu selalu muncul di mimpiku beberapa hari ini.
Ada rasa takut yang amat sangat membaca isi pesanmu itu. Haruskah lagi saya harus kehilangan?
Namun dari awal sudah seharusnya saya tahu resiko dari keputusan yang saya ambil sejak hari itu.
Jika hal terburuk dia antara kita harus terjadi, apapun itu saya harus siap dengan segala kemungkinan yang ada. Saya belum sepenuhnya tahu dan mengerti seperti apa dirimu.
Tapi, semoga benar-benar tidak ada apa-apa. Semoga.

Minggu, 15 Desember 2013

Tentang Kita

Aku tak tahu skenario apa yang membuat kita kembali lagi seperti dulu. Aku dan kamu, cerita kita yang aku pikir sudah berakhir kini dimulai lagi. Tak ada yang berubah denganmu, akupun, kita masih seperti dulu saat pertama kali berkenalan di dunia maya.
Ragu yang awalnya menghentikan niatku untuk benar-benar bertemu denganmu di dunia nyata karena mengingat kisah "pertemanan" kita yang pernah kandas. Namun ada sebongkah tanda tanya yang membulatkan tekadku untuk benar-benar yakin ingin bertemu denganmu.
Ada sesuatu yang ingin aku pastikan saat itu, iya, rasa yang entah mungkin waktu itu sama-sama hadir dalam hati kita namun urung kita ungkapkan. Masih meraba hati katamu.
Aku tak menyangka pertemuan pertama kita yang mendadak terencana, entahlah, aku menyebutnya begitu. 
Pertemuan pertama yang benar-benar tidak kusangka akan membawa hubungan kita seperti ini, sampai hari ini.
Walau awalnya ada rasa canggung karena saat itu adalah pertemuan pertama kita namun kamu tetap berusaha untuk mencairkan suasana yang begitu hening. Aku masih jaim waktu itu, hahaha.
Ah, bahagia rasanya ketika tahu rasaku bersambut walau hari-hari kita 2 pekan ini kadang tidak mulus juga. Aku harus lebih banyak belajar memahamimu, karakter kita yang beda jauh, namun sama-sama keras kepala. Iya, kita masih harus sama-sama belajar untuk saling mengerti satu sama lain.
Terima kasih untuk pertemuan pertama yang begitu berkesan.
Aku rindu senyummu, aku rindu suaramu, perjalanan kita yang ditemani hujan masih tergambar jelas di memoriku.
Bahagia, itu rasa yang kurasakan saat ini.
Terima kasih kamu :')
-Perjalanan 29 November 2013-