Selasa, 31 Desember 2013

Cerita Di Penghujung 2013

Tak terasa tahun 2013 benar-benar akan segera berakhir. Rasanya begitu cepat berlalu. Banyak cerita, banyak kisah, banyak hal-hal yang sudah terlewati.
Hari-hari yang sangat berat di tahun ini banyak sekali, ujian yang benar-benar menguras kesabaran dan air mata. 
Kehilangan anggota keluarga tersayang, kesulitan ekonomi keluarga yang sampai hari ini pun belum benar-benar tuntas, masalah-masalah lain yang masih bertumpuk entah kapan selesainya, dan segala macam problematika dalam rumah. Huufth.
Kelulusan mencapai gelar sarjana. Bertemu orang-orang hebat. Perjalanan yang emejing.
Mau tak mau semua harus dilalui, harus dihadapi, harus dijalani.
Mengeluh?? Iya, saya terlalu banyak mengeluh selama ini.
Bersyukur?? Banyak hal yang harus disyukuri.
Lalu??
Entahlah, terlalu munafik kalau saya mengatakan saya baik-baik saja.

Saya tidak pernah ingin menargetkan apapun untuk saya capai. Saya tidak suka terlalu terikat dengan rencana-rencana hidup saya. Biarkan saja berjalan spontan, walau mungkin tidak boleh seperti itu.
Saya bukannya pesimis. Ah, terlalu banyak kekhawatiran dalam benak saya. 
Bismillaah saja, Allah sudah punya rencana untukku.
Usaha dibarengi doa, serahkan semuanya pada-Nya.

Jumat, 27 Desember 2013

Firasat (?)

Entah hari ini perasaanku tiba-tiba menjadi tidak karuan setelah membaca pesanmu di ponsel. Kata yang tak biasanya, kalimat yang sungguh membuatku bertanya-tanya "ada apa?"
Belakangan ini saya memimpikanmu walaupun detailnya saya tidak ingat tapi intinya kamu selalu muncul di mimpiku beberapa hari ini.
Ada rasa takut yang amat sangat membaca isi pesanmu itu. Haruskah lagi saya harus kehilangan?
Namun dari awal sudah seharusnya saya tahu resiko dari keputusan yang saya ambil sejak hari itu.
Jika hal terburuk dia antara kita harus terjadi, apapun itu saya harus siap dengan segala kemungkinan yang ada. Saya belum sepenuhnya tahu dan mengerti seperti apa dirimu.
Tapi, semoga benar-benar tidak ada apa-apa. Semoga.

Minggu, 15 Desember 2013

Tentang Kita

Aku tak tahu skenario apa yang membuat kita kembali lagi seperti dulu. Aku dan kamu, cerita kita yang aku pikir sudah berakhir kini dimulai lagi. Tak ada yang berubah denganmu, akupun, kita masih seperti dulu saat pertama kali berkenalan di dunia maya.
Ragu yang awalnya menghentikan niatku untuk benar-benar bertemu denganmu di dunia nyata karena mengingat kisah "pertemanan" kita yang pernah kandas. Namun ada sebongkah tanda tanya yang membulatkan tekadku untuk benar-benar yakin ingin bertemu denganmu.
Ada sesuatu yang ingin aku pastikan saat itu, iya, rasa yang entah mungkin waktu itu sama-sama hadir dalam hati kita namun urung kita ungkapkan. Masih meraba hati katamu.
Aku tak menyangka pertemuan pertama kita yang mendadak terencana, entahlah, aku menyebutnya begitu. 
Pertemuan pertama yang benar-benar tidak kusangka akan membawa hubungan kita seperti ini, sampai hari ini.
Walau awalnya ada rasa canggung karena saat itu adalah pertemuan pertama kita namun kamu tetap berusaha untuk mencairkan suasana yang begitu hening. Aku masih jaim waktu itu, hahaha.
Ah, bahagia rasanya ketika tahu rasaku bersambut walau hari-hari kita 2 pekan ini kadang tidak mulus juga. Aku harus lebih banyak belajar memahamimu, karakter kita yang beda jauh, namun sama-sama keras kepala. Iya, kita masih harus sama-sama belajar untuk saling mengerti satu sama lain.
Terima kasih untuk pertemuan pertama yang begitu berkesan.
Aku rindu senyummu, aku rindu suaramu, perjalanan kita yang ditemani hujan masih tergambar jelas di memoriku.
Bahagia, itu rasa yang kurasakan saat ini.
Terima kasih kamu :')
-Perjalanan 29 November 2013-

Rabu, 20 November 2013

Love Kalian, temans SIGI Makassar

Ketika memutuskan untuk tidak bertemu dengan kalian, ada rasa sepi yang entah kenapa menyelimuti hari-hariku. Kalian siapa coba? Orang asing yang setahun ini hadir dalam episode yang saya jalani.
Di antara kalian, rasanya saya yang paling introvert, tidak punya teman sedekat kalian yang sering ketemuan, makan siang bareng, jalan bareng, atau apapun itu yang membuat intesitas ketemuan kalian sangat sering.
Saya pun tidak pernah punya teman curhat seperti A ke B, saya cenderung tertutup sama kalian, saya bersikap sama ke kalian, tidak ada yang terlalu dekat, semua sama.
Bukan karena saya tidak ingin tapi saya memang seperti itu, tidak bisa bicara blak-blakan masalah yang saya hadapi, dasarnya memang begitu.
Tapi itu bukan masalah karena saya mencoba untuk bisa dekat dengan siapa saja di antara kalian, saya memang bukan orang yang bisa banyak bicara obrol ini obrol itu. Saya lebih suka menyimak, memerhatikan diam-diam sikap kalian yang beraneka rupa, hahaha. Canda yang diselingi tawa, modus-modusan yang diselingi bully, ngambek-ngambekan, apapun itu bersama kalian saya selalu merasa bahagia.
Kalian siapa?? Hei orang-orang asing yang selalu saja membuatku rindu dengan kehadiran kalian, ke-absurd-an kalian.
Beberapa hari ini saya tidak berkicau di ikon burung biru itu, kenapa? Tidak kenapa-kenapa, saya hanya ingin merasakan serunya jadi nyimaker, melihat kekonyolan kalian di twitter, mensyen-mensyenan yang sering membuat saya tertawa sendiri di kamar.
Saat menulis ini, ada embun bening di pelupuk mata saya, ada sebuncah rindu di hati saya, aaahhh, kalian... Selalu saja ngangenin.
Semoga ikatan ukhuwah kita tetap seperti ini, senang bisa bertemu dengan kalian. Tak ada yang kebetulan di dunia ini, garis takdir kita bertemu pada satu titik, iya bertemu dengan kalian.
Salam rindu untuk kalian dimana pun berada. Semoga Allah senantiasa melindungi kalian, memberi kalian kesehatan, dan sampai bertemu lagi di dunia nyata :')

Senin, 18 November 2013

November Ceria

Bahagia sekali bertemu denganmu November, dimana awal bulan ya walaupun ada sedikit duka yang menyelimuti namun ada banyak bahagia setelahnya.
Bahagia bisa bertemu dengan orang-orang baru secara nyata walaupun sudah berteman di dunia maya. Thanks buat Mas Ain, Intan, bang Yudhi, kak Adinda, dan kak Eno serta teman-teman SIGI Makassar yang lain, GathNasnya sukses :)
November, musim hujan telah tiba, berarti ada hati yang siap-siap dihujani rindu, ada kenangan yang siap-siap terputar kembali dalam ingatan. Pun ada luka yang siap dihujani air mata kesedihan, namun itu tak penting bagiku. Aku hanya ingin tersenyum sekarang. Aku sudah baik-baik saja sekarang, bahagia, bahagia, bahagia.
Huffth, sekarang musti siapin diri untuk ujian, huwaaahh asli belum ada persiapan sama sekali.
Fighting!!!

Selasa, 01 Oktober 2013

Ketika Usai

Akhirnya, aku benar-benar bisa mengatakan "Aku baik-baik saja".
Huufth, ternyata lumayan menguras waktu juga untuk bisa keluar dari kotak kenangan dan kerinduan tentangmu.
Sekarang aku bisa bernafas lega, aku tak perlu lagi bersusah payah untuk menahan sakit, menahan rindu, waktu yang menyembuhkan semuanya.
Akupun sudah membulatkan tekad tak ingin tahu apa-apa lagi tentang dirimu, KEPO-ku sudah lama aku buang jauh-jauh semenjak hari itu.
Semoga untuknya, bukan lagi kepura-puraan, bukan lagi pelarian, dan semoga bahagia selamanya.

Minggu, 21 Juli 2013

Aku Perempuan

Aku perempuan, yang katanya selalu mengandalkan perasaan ketimbang logika.
Iya, aku perempuan, ketika memasak mengandalkan perasaan mencicipi makanan.
Aku yang seorang perempuan, peka perasaannya, sedikit-sedikit jika perasaannya tersentuh, air bening akan menetes dari pelupuk matanya.
Perempuan, yang katanya (lagi) saat menghadapi sesuatu selalu mengedepankan perasaaan.
Di balik perasaan itu tak tahukah kalian kalau benteng yang kelihatan rapuh itu sebenarnya kokoh menjulang, kuat dan perkasa.

Rabu, 17 Juli 2013

Ramadhan di Rumah

Ngga tinggal di kosan lagi setelah wisuda, lebih memilih untuk menetap di rumah dan menghabiskan Ramadhan di rumah bersama keluarga. Walaupun masih banyak urusan di Makassar tapi lebih memilih (lagi) bolak-balik aja. Walaupun capek tapi jalani sajalah.
Happy Ramadhan ^_^

Selasa, 04 Juni 2013

Sarjanaaaaaaa :)

Dari semalaman ngga ada mood buat belajar, hati gelisah, pikiran ngga fokus, dan deg-deganlah menanti hari Selasa. Gimana ngga, hari ini jadwal ujian sidangku. Sepagi tadi ke kampus sekitar pukul setengah 8, menunggu waktu menunjukkan pkl. 09.00. Entah rasanya sudah seperti mau dijatuhi hukuman berapa tahun penjara gitu, tangan sudah keringat dingin. 
Setelah semua penguji datang, akhirnya saya masuk ruang ujian sidang pkl. 09.30 WITA, diantar oleh bu Irma (Sekertaris Penguji). Ibu memegang pundak saya dan memberi pesan agar saya tidak tegang, padahal degup jantung sudah tak beraturan detik iramanya *alay
Setelah dipersilakan memaparkan secara singkat hasil penelitian, akhirnya tibalah sesi tanya jawab oleh dosen-dosen penguji. Hari ini, dengan kondisi yang tidak mendukung, efek menstruasi hari pertama, membuat saya semakin gelisah di dalam ruang ujian. Sempat ditegur oleh dosen penguji karena suara saya yang sedikit tertahan dan gaya duduk saya yang sedikit aneh, saya ngaku aja kalo lagi nyeri haid. Dengan ekspresi wajah yang sedikit dipaksakan tersenyum untuk mengurangi ketegangan tapi tetap saja perut ngga bisa diajak kompromi. Satu persatu dosen penguji mengajukan pertanyaannya, ada yang bisa saya jawab dan ada pula yang tidak. Gimana ngga, persiapan saya buat ujian meja itu hanya 30%, asli mood belajar entah kabur kemana.
Setelah semua dosen penguji telah memberikan pertanyaan, saya diminta keluar sebentar (yudisium), duduk di ruang dosen dengan pandangan hampa, nyeri haid yang masih saya tahan, migrain pun ngga bisa diajak kompromi, menanti hasil yang mendebarkan. Akhirnya, saya diminta untuk masuk kembali ke ruang ujian, dengan ekspresi yang entah seperti apa, melihat wajah-wajah dosen penguji yang sedikit tegang. Awalnya, ketua ujian mengumumkan bahwa saya tidak layak lulus untuk ujian hari ini karena minimnya pertanyaan penguji yang saya jawab. Saya diminta mengulang ujian hari Jumat, sesuai kesepakatan mereka.(Ini akting pemirsah, saya dikerjain sama mereka)
"Saudari Fatmawati, apakah Anda siap mengulang ujian Anda dikarenakan dosen penguji menilai bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada jawaban Anda. kami hanya bisa memberikan nilai standar kepada Anda, nilai C. Jika Anda menerima nilai tersebut dengan lapang dada, maka ujian sidang ini akan segera diakhiri, jika tidak..." seketika jantungku berdegup lebih cepat, saya nangis, hahah. Dosen yang lain pun ikut setuju dengan keputusan ketua penguji untuk mengulang, Pak Asadi yang sempat keberatan dengan keputusan ketua penguji segera berdiri untuk meninggalkan ruang sidang namun dicegah oleh dosen yang lain.
"Baiklah saudari Fatmawati, untuk menambah nilai Anda (sempat melihat kertas penilaian yang dipegang oleh bu Irma (sekertaris penguji) dengan nilai A, hatiku langsung tenang dan mengikuti saja jebakan mereka) maka kami selaku dosen penguji memberi Anda kesempatan untuk memperbaiki nilai Anda. Silakan menyebutkan bahan dasar kue yang ada di hadapan Anda beserta nama ilmiahnya (kue pastel/jalangkote)!"
"Astaga, ini ujian apa? Kenapa saya jadi korban para dosen-dosen yang jahil? hahaha", gumamku dalam hati.
"Jika Anda tidak bisa menjawab, silakan keluar dari ruangan ini untuk bertanya ke teman-teman Anda di luar!", kata salah seorang dosen penguji.
Saya pun bergegas keluar menuju ke ruang laboratorium Entomologi, syukur ada Wawan di sana, bisa nanya nama ilmiah semuanya, mulai dari tepung terigu, wortel, dan ubi jalar. Setelah mendapatkan jawaban, sayapun segera bergegas menuju ruang sidang. 
"Sudah dapat jawaban? Silakan pertanyaan tadi dijawab!", kata ketua penguji.
Setelah menjawab, masih saja saya dikerjain sama mereka. Saya disuruh cari nama ilmiah kelapa, lombok, dan ayam. Astaga, semakin gubrak saya tapi mau nggamau saya ikuti saja jebakan mereka.
Kata teman saya yang membawa makanan ke dalam ruang ujian, dosen-dosen tertawa lepas dan puas banget jahilin saya. 
Setelah dua kali mondar-mandir ngga jelas, akhirnya dosen-dosen penguji pun mempersilakan saya masuk kembali dan mengumumkan nilai saya.
"Saudara Fatmawati, berdasarkan hasil penilaian para dosen penguji, Anda mendapatkan nilai rata-rata 86,5 dengan predikat kelulusan A. Silakan memberikan sepatah kata sebelum meninggalkan ruangan ini!", kata ketua penguji (Bu Elis).
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak As'adi, bu Edar, bu Wati, bu elis, bu Irma, bu Zohra, dan bu Maudy atas bimbingannya selama ini", ucapku kepada mereka.
Satu-persatu saya berkeliling menyalami mereka dengan perasaan yang sulit saya jabarkan.
Aaaah, bener-bener hari ini hari yang luar biasa membuat tenaga saya terkuras rasanya :)
Selamat ya Fatmawati Samad, S. Si.

Minggu, 02 Juni 2013

Nge-truk


Pagi tadi ada agenda ke desa Nelayan Untia dalam rangka SIGI Carakde. Seperti biasa, ngumpul di depan SPBU depan Polda Sudiang, menunggu paa SIGI-ers. Saya berangkat jam 9 tapi singgah sebentar ke penjual kue di depan pintu 2 Unhas untuk membeli kue bolu kukus request-nya Zul. Tiba di depan SPBU pkl. 09.45 dan yang baru Zul, kak Ammy, dan kak Hotman. Selang beberapa menit saya tiba, Tri muncul disusul kak Adry dan kak Kia, lalu kak Ammank dan kak Wiwid. Terakhir datang ada Nunu dan temennya, Uya. Pas masih berempat dengan Zul, kak Ammy, dan kak Hotman, berasa piknik di depan SPBU, hahah. Gimana ngga, dus kue yang saya bawa dihidangkan di atas rumput dan beberapa minuman dan camilan juga ditaruh di sekitarnya.
 
Waktu menunjukkan pukul 10.xx, kak Ammank dan kak Wiwid disuruh berangkat duluan untuk membuka kelas, lalu kak Adry dan kak Kia serta kak Hotman dan Tri. Kak Ammy rencananya mau naik bentor tapi saya bilang terlalu mahal kalo nge-bentor ke Untia, akhirnya kami memilih naik taksi. Habis nelpon layanan taksi, beberapa menit kemudian taksinya datang dan berangkatlah kami. Pak sopirnya nanya kami mau kemana, saya bilang "ikuti saja yang duduk di depan (Zul maksudnya)". Hahah, berasa mau kemana gitu naik taksi, untung sopir taksinya ngga rewel, ngga banyak ngeluh pas nganter kami. Saya dan kak Ammy duduk di belakang, sambil menikmati pemandangan sepanjang kawasan lapangan golf, Baddoka. Sembari ngobrol dengan pak sopirnya, bertukar cerita agar sepanjang perjalanan mood pak sopirnya stabil. Ya maklum, kondisi jalan menuju desa Untia itu rusak parah, belum lagi jaraknya yang cukup jauh.
Akhirnya sampai juga di Untia, kami bertiga langsung menuju kelas. Seperti biasa, adik-adik menyambut dengan suka cita kedatangan kami. Kelas matematika dimulai, membuat miniatur bangun ruang, perlengkapan seperti gunting, kertas, dan lem sudah dibagikan ke adik-adik. 
Embedded image permalink

Bla,bla, bla, kelas Matematika ditutup dengan menyanyikan lagu "Tanah Airku" diiringi akustik gitar yang dibawakan oleh kak Ammank. Kelas dirapikan lalu shalat dhuhur, setelah itu sesi "saling sayang", sebuah tradisi di SIGI Makassar ketika ada anggota baru yang masuk. Sambil kenalan, saya mengajari beberapa adik-adik yang minta diajari membuat origami "kodok". 
Kelas dirapikan lagi dan kamipun pulang, yang bermotor masing-masing dengan boncengannya. Nah, yang dipermasalahkan adalah kami bertiga pulangnya bagaimana. Zul ngajakin jalan kaki aja sambil nunggu mobil yang bisa kami jadikan tebengan untuk pulang. Singkat cerita, ide kak Ammy muncul untuk nebeng sama mobil truk yang mengangkut tanah. Alhasil, syukur alhamdulillah, dapat, kami bertiga akhirnya nge-truk. It's for the first time for me, hahah. Sopirnya baik banget dan kami ngikut sajalah kemana truk itu melaju. Suasana di atas truk pun ngga sepi, ngobrol basa-basi sama pak sopirnya, heheh.
 
Jujur, tadi itu rasanya gimana gitu naik truk, campur aduk deh pokoknya, yang pasti seru. Kami tadi itu ya, ngga nyangka banget sopirnya baike banget, beliin kita minuman dingin, walau agak malu-malu tapi diembat juga. Sambil kenalan dengan bapaknya, namanya pak Bahar, sudah berpengalaman dalam urusan nyopirin mobil ukuran gede alias truk, heheh. Hebat banget ini bapak, kemana-mana sampe keluar kota pun bawa truknya sendirian, ngga kayak yang lain yang bawa temen buat gantian nyetirnya. 
Dijelasin tadi ngapain di Untia, bla, bla, bla, kak Ammy yang menjawab, saya dan Zul jadi pendengar aja, heheh. Nanya juga ke pak sopirnya tujuannya kemana, ternyata mau ke Gowa, lewat Pettarani, kebetulan si perut udah konser dari tadi, pas banget, nge-MCD aja, hahaha.
Big thanks banget deh sama pak Bahar hari ini, masih ada orang baik di bumi ini (lebay), tapi beneran loh salut banget sama ini bapak.
Sampai MCD, duduk bentar trus pesan makan, ngobrol-ngobrol dan sebagainya. Onlen di hape, pasang status di twitter, eh ada kak Amhie yang mau nyusul, ditungguin aja walau sudah berjam-jam di sana. Habis maghrib saya pamit pulang ke mereka :)
Love this day :)

Rabu, 22 Mei 2013

Lagi galau

Semakin menuju ujian sidang malah semakin galau. Bulan Juni terkejar ngga ya? Sementara berkas-berkas belum terkumpul semuanya. Mana bebas lab. masih ada yang belum kelar. Revisi skripsi yang masih begitu-begitu saja.
Pengen rasanya teriak, huhuhuhu

Sabtu, 18 Mei 2013

Jepreeetttt [Blue sky, Cloud, Sunset]














Relung

Entah belakangan ini aku suka sekali memandang langit biru yang dihiasi lukisan-lukisan awan yang cantik.
Ada sepenggal harap yang terbesit dan terajut dalam hati.
Ada setitik rindu ingin kusampaikan walau tak berbalas. 
Ada setitik harap yang bias tak bermakna.

Aku mencoba berdamai dengan bongkahan-bongkahan kenangan yang selalu menjatuhi kepalaku.
Mencoba memungutnya lalu kusimpan rapi dalam ingatan.
Aku senang berjalan sendiri, berbicara dengan diriku sendiri, menertawai kisah-kisah yang berlalu.
Berharap waktu memberi kesempatan untuk mengukir kisah yang baru bersama orang yang baru.



Sabtu, 06 April 2013

Pernah

Aku pernah membayangkan suatu waktu jika kita bersama, ada rumah kecil kita di desamu. Aku membayangkan akan ada senyummu yang selalu aku lihat di pagi hari. Ada belaian hangatmu menjelang kita tidur, ada kecup di keningku saat pagi engkau akan berangkat kerja.
Aku pernah memikirkan hal-hal seru yang akan aku lakukan jika bersamamu, memasak bareng, mencuci bareng, beberes rumah bareng, semua hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan bersama.
Aku pun pernah mengkhayalkan kita akan mendaki bersama, bersepeda bersama keliling kota, menatap langit penuh bintang, menikmati senja maupun fajar.
Ya, semua pernah aku dambakan, pernah aku harapkan, pernah aku inginkan.
Tapi, mungkin bukan kamu yang akan melakukannya itu di masa depan.
:)

Minggu, 17 Maret 2013

Jenuh

Entah untuk yang kesekian kalinya seperti ini. Mood yang serba kacau, membuat aktivitas terhambat. Huuuh, skripsiku yang belum tersentuh sama sekali, sementara kejar tayang juga. Aduuh, moodku lagi ngga stabil buat berhadapan dengan skiripsi. Help, ngga boleh terlalu lama larut seperti ini, jangan sampai semuanya berantakan.
Kadang rasanya pengen teriak, pengen nangis, pengen melampiaskan semuanya. Belum lagi bayangan seseorang yang belum benar-benar pergi dari kepalaku. Kadang tiba-tiba muncul tanpa saya undang, membawa semua memori masa lalu yang pernah ada.
Kondisi tubuh yang entah ada apa, kekurangan asupan sepertinya, hahaha.
Huuufth...
Tarik napas dalam-dalam, hembuskan. Mulai bergerak, abaikan mood yang lagi tidak stabil.
Semangat JUNI 2013. menuju S. Si.
Fighting!

Selasa, 12 Maret 2013

Serba Salah

Kadang saya selalu berfikir, sebaiknya saya menghilang saja dari kalian berdua, untuk tidak masuk ke dalam kehidupan kalian berdua, menghentikan komunikasi dengan kalian berdua, dan hal-hal lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan kalian.
Kenapa?
Entahlah, merasa tidak enak hati jika keadaannya rumit seperti ini. Melebih-lebihkan? Tidak, saya memang orang yang tidak enakan sama orang.
Selama ini sebaik mungkin saya berusaha menjaga hati dan perasaan orang-orang yang saya sayangi. Orang asing yang saya sayangi lebih tepatnya.
Memang belum pernah bertemu sekalipun tapi saya sudah menganggap kalian itu kakak-kakak saya. Saya ingin menjalin hubungan baik dengan kalian, tanpa embel-embel harap suatu hari nanti saya menjadi bagian dari salah satu di antara kalian.
Kakak, teman, yang sering saya istilahkan itu "kakak jadi-jadian" itu sudah cukup bagi saya.
Saya sangat senang bisa kenal dengan kalian, sungguh. Tak sedikitpun ada niat di hati saya untuk melukai dan menyakiti, apalagi mengkhianati perasaan kalian.


Jumat, 22 Februari 2013

Jenuh [lagi]

Entah aku kenapa lagi?
Tetiba jenuh muncul lagi, jenuh dengan sikon yang benar-benar sangat tidak mendukung.
Padahal harus nyelesein skripsi yang deadline sebelum tanggal 28 Februari. Nah, ini sudah tanggal berapa?
Aku sudah mulai mengurangi aktivitas di socmed, why?
Ingin fokus [ceritanya]
Akun facebook dan twitterku semuanya deactived.
Dan di balik alasan itu, aku ingin berusaha tidak "kepo" terhadap seseorang.
Rasanya, pikiranku lelah hanya untuk sekedar mengingat.
Tenagaku terkuras merindu.
Sekarang waktunya untuk fokus!
Walau bulan Maret masih sebuah tanda tanya tapi tetap saja semua harus dijalani.
Fighting!


Selasa, 19 Februari 2013

Tersenyumlah :)

Iya, hari ini saya tersadarkan kembali akan tentangmu, tentang dia yang tak tergantikan di hatimu sampai detik ini.
Seperti biasa, saat pagi menyapa, saat berselancar di dunia maya, saya selalu mencari namamu.
Walau hanya sekedar melihat namamu terpajang di list chat, entah kenapa saya merasa lega.
Setelah beberapa hari ini saya tak menemukanmu, akhirnya kamu muncul sebentar lalu menghilang lagi.
Ya, sedikit terobati rasa rinduku.
Men-scroll wall sampai beberapa jam yang lalu, saya menemukan catatanmu.
Kubuka dan kubaca perlahan.
Kuresapi tiap makna kalimat yang kamu tulis.
Aku tersenyum.
Iya, aku tersenyum, tersenyum pahit.
Huuum, masih tentang dia dan selalu tentang dia.
Sepertinya, saya hanya membuang-buang energi sampai detik ini.
Kenapa?
Rasa-ku sia-sia, lagian salahku juga yang masih mencintaimu.
"Ah, sudahlah. Sepertinya saya memang harus benar-benar melepaskan semuanya. Tak ingin lagi berlama-lama dengan sesuatu yang tak pasti."
Biarlah semuanya berjalan apa adanya, memaksa rasaku untuk tidak mengingatmu bukan jalan keluar.
Ingin kubiarkan semuanya hilang tergilas waktu. Tanpa ada paksaan.
Saya ingin beranjak dan tak ingin kembali.

Kamis, 31 Januari 2013

Cerpen: Penantian Nay

Sore itu, angin berhembus pelan, langit sore mulai menyapa, Nay yang hobi menghabiskan sore di taman samping rumahnya sambil menulis sebuah diary. Dia memang selalu seperti itu semenjak hatinya patah, dikecewakan oleh orang yang sangat ia cintai. Walau sekalipun mereka tak pernah bertemu langsung, hanya melalui dunia maya tetapi Nay begitu mencintai lelaki itu.
Buku diary bersampul warna coklat menjadi temannya saat ini.

"Dear Diary...
Sepertinya atmosfer rasaku masih seperti kemarin. Saya masih selalu saja memikirkanmu, merindukanmu, dan...... mengharapkanmu, mungkin. Segitu bodohnyakah diriku, jelas-jelas, hubungan kita sudah berakhir beberapa bulan lalu.
Mungkin kamu tak tahu dan takkan pernah tahu bahwa saya begitu mencintaimu. Saya pernah suka sama seseorang tapi rasa suka saya ke kamu itu beda. Ya, memang kamu tidak pernah memberi tahu alasan dirimu mencintaiku kala itu, saya pun seperti itu.
"Karena cinta tak perlu alasan.", itu yang kamu katakan kepadaku.
Saya rindu, ingin dipeluk dirimu erat, ingin mengecup pipimu, dan kamu mengecup keningku.
Saya merindukan suaramu, kakak.
 Nay, yang selalu merimdukanmu"

Ditutupnya buku diary tersebut, tak terasa cairan bening hinggap di pelupuk matanya.
Senja mulai menguning, Nay beranjak meninggalkan kursi taman dan segera masuk ke dalam kamarnya.
Nay merebahkan badannya sambil memejamkan matanya, menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.
"Nay, cukup sudah kamu bersedih, akan ada lelaki yang akan mencintaimu seutuhnya suatu hari nanti. Percayalah.", Nay membatin.


Kamis, 17 Januari 2013

Rasa

Saya tak tahu harus bagaimana menghadapi rasa yang selalu saja membuatku bingung.
Hatiku saat ini sedang tidak baik-baik saja walaupun senyum masih selalu kutampakkan.
Saya tak tahu harus berkata apa sementara kalian ada di dalam hatiku.
Saya tak ingin ikut campur dan tak ingin ada perselisihan.
Jangan pernah tanyakan rasa yang sekarang aku tanam.
Cukup malam yang tahu aku selalu menangis memikirkan perjalanan rasa yang sampai detik ini aku lalui.

Saya tak tahu harus seperti apa. Saya hanya ingin silaturahim terus berjalan, tanpa ada keinginan untuk menjadi perusak hubungan.
Sebuah kesalahankah saya hadir di antara kalian berdua?
Tidakkah kalian mengerti posisiku saat ini?
Kalian tidak tahu rasanya posisiku saat ini. Tidak.

Makassar, 17 Januari 2013