Selasa, 07 Januari 2014

Pertemuan yang Kesekian

Kita bertemu lagi hari ini, tanpa rencana. Saya yang mengirim pesan duluan padamu karena kebetulan sedang ada di kampus. Rasanya hatiku merasa aneh jika belum bertemu denganmu sebelum pulang. Walau obrolan kita yang tak pernah panjang, walau hanya saling menatap, walau hanya saling melempar senyum asalkan saya bertemu kamu.
"Kamu sangat merindukanku?", tanyamu pelan.
Saya hanya tersenyum, tak perlu saya menjawabnya, sudah jauh-jauh hari saya mengatakannya namun tak pernah kamu balas. Awalnya saya merasa kecewa karena pesan-pesanku selalu kamu abaikan. Namun saat kita bertemu, semua rasa kecewaku itu pergi entah kemana.
Kamu selalu bisa membuat rinduku menjadi sangat sesak walau kamu ada berdiri di hadapanku, duduk bersebelahan denganku. Saya tak tahu mengapa saya selalu saja merindukanmu padahal jelas-jelas kamu ada di hadapanku, duduk di sebelahku, berbicara sepatah kata denganku.
Sore tadi kamu menutupi wajahmu dengan kedua telapak tanganmu, kamu malu bertemu denganku karena kepulanganmu dari luar kota membuat kulitmu gelap terbakar sinar matahari. Saya hanya tersenyum awalnya, lalu mengejek dan menghiburmu.
Saya tidak pernah menilai kamu dari fisikmu, malah saya senang dengan kulitmu yang sekarang, gelap karena saya bisa memanggilmu dengan sebutan "jelek", hahah. Itu cuma candaan kok, tak usah khawatir rasa suka saya akan berkurang.
Terima kasih untuk sore yang begitu indah, katamu. Saya juga merasakan hal yang sama.
Pertemuan yang terbilang hanya beberapa kali sebulan, komunikasi yang kini mulai berkurang, semoga itu bukan menjadi penghalang atau masalah di antara kita berdua.

Tidak ada komentar: